Hollywood pada tahun 1940-an sedang mengalami rasa bersalah yang tidak disadari atas penggambaran industri film tentang etnis dan agama minoritas di bioskop. Ataukah itu hanyalah jalan lain untuk mendapatkan keuntungan yang perlu dieksplorasi. Hal ini dulunya dan masih menjadi bahan perdebatan. Industri film akan memasuki suatu periode yang oleh sebagian orang digambarkan sebagai masa yang sulit dan sebagian lainnya disesalkan.
Pada akhir tahun 1940-an, studio-studio Hollywood mulai mengembangkan sejumlah film yang bertujuan untuk mengatasi masalah keadilan dan ketidakadilan rasial. Dalam hal menggambarkan minoritas secara akurat dalam gambar, studio film mana pun akan menghadapi rintangan yang hampir tidak dapat diatasi ketika mencoba membuat pernyataan sosial yang jujur.
Pada tahun 1946, Dory Sherry nonton movie membeli hak atas novel masa perang Richard Brooks, The Brick Foxhole. Buku tersebut mengangkat topik homoseksualitas, sebuah topik yang umumnya dianggap tabu dan tidak diinginkan dalam pembuatan film.
Sharey mengubah topik cerita menjadi topik anti-Semitisme yang sama tidak populernya. Film yang dihasilkan adalah film noir klasik Crossfire tahun 1947 yang dibintangi oleh trio terkenal Robert Young, Robert Mitchum, dan Robert Ryan. Kesuksesan besar film ini membantu membuka pintu terhadap isu-isu sosial yang sensitif dalam film.
Stanley Kramer mengikutinya dengan membeli hak Home of the Brave, yang juga membahas anti-Semitisme. Namun, Kramer menggantikan pahlawan Yahudi dalam cerita tersebut dengan pahlawan Afrika-Amerika. Film ini dibuat dengan biaya murah dan menghasilkan banyak uang, Stanley Kramer kini menjadi kekuatan yang sedang naik daun di Hollywood, dan ketakutan masyarakat yang panik bahwa film tersebut akan memicu kerusuhan ras tidak pernah terwujud.
Dory Sharey dan Stanley Kramer menyadari bahwa tabu tradisional yang menentang ketidakadilan ras dan agama semakin melemah, dan mereka memiliki keberanian untuk menindaklanjutinya.
Namun, keuntungan dari film sosial jenis baru ini telah mendorong Hollywood yang kelaparan untuk memproduksi film-film ini dalam jumlah besar dengan kualitas yang bervariasi. Banyak di antara mereka yang memberikan kontribusi positif, menentang dilema etnis dan agama yang belum terselesaikan, sementara yang lain membatasi upaya mereka dan hanya termotivasi oleh pendapatan.
Film yang paling terkenal adalah The Gentleman’s Convention, The Lost Frontier, Pinky, Intruder in the Dust, dan No Way Out. Tak pelak, produksi massal film jenis ini terbukti menjadi hal yang sangat bagus. Minat publik dengan cepat habis dan produksinya tiba-tiba berakhir.
Meski tidak semua orang puas dengan hasil pembuatan film pada periode ini, tidak ada keraguan bahwa Hollywood pada tahun 1940-an mengambil langkah berani ke arah yang benar.